Outsourcing merupakan sebuah
tipe proyek IT yang sebuah solusi dalam berbisnis untuk pemotongan atau menekan
biaya untuk fungsi bisnis mulai dari teknologi terhadap sumber daya akuansi,
pemasaran dan manusia. Sehingga kita dapat menjalankan seluruh bisnis perusahaan
yang kita miliki tanpa pernah mempekerjakab seorang karyawan.
Namun, apakah dengan outsourcing
benar lebih effective??apa alas an lain perusahan memilih cara ini??dan
bagaimana dengan konsekuensi dalam aspek dari bisnis sebuah perusahaan tersebut
tidak mudah untuk diukur??
Oleh karena itu kita kan membahas
masalah yang timbul dalam Outsourcing ini. Kali ini akan kita bagi menjadi 3R
yaitu, Reason, Risk , dan Reward. Dan selanjutnya kita akan memberikan pemecahan
yang mungkin dapat diterapkan untuk membantu kita mengelola hubungan yang sukses
dengan penyedia layanan TI.
The Reasons
Banyak sekali alas an yang
didapatkan tentang mengapa perusahaan memilih outsourcing. Berikut diantaranya.
1.
Mengurangi dan mengendalikan biaya
operasi.
2.
Menigkatkan focus dari perusahaan.
3.
Sumber daya gratis untuk tujuan yang lainnya.
4.
Sumber daya tidak tersedia secara
internal.
5.
Memperkecil resiko dalam proyek, yang biasanya terjadi
dalam proyek non TI.
Risk
Dalam project ini juga terdapat
resiko yang mungkin akan dialami karena dalam project ini anda memberikan
tanggung jawab terhadap orang lain mengenai aspek dari bisnis
anda.
1.
Beberapa fungsi TI tidak mudah outsoucing.
2.
Control bias hilang.
3.
Semangat kerja karyawan mungkin akan
terpengaruh.
4.
Terikat dengan kontrak dengan perusahaan outsourcing
membuat terbatasnya fleksibilitas.
Reward
Dibalik semua resiko yang
tertelis diatas terdapat juga timbal balik yang dapat diambil. Reward tersebut
diantaranya :
1.
Penghematan biaya, Layanan IT Outsourcing Memberikan
penekanan biaya dalam perusahaan.
2.
Keamanan serta pengurangan kerja yang berlebih untuk staff
dan karyawan perusahaan.
3.
Fleksibilitas, jadi vendor memiliki beberapa sumber daya
yang tersedia bagi mereka.
Kesimpulan
Dari segala informasi yang telah
diberikan diatas dan telah mengetahui resiko dan manfaat terkait Outsourcing
untuk proyek kita, banyak hal yang dapat dipertimbangkan. Apakah kita memilih
outsourcing IT atau menyewa Sumber daya internal. Dan satu hal yang harus anda lakukan adalah
bagaimana mengelola hubungan kerja yang sukses dengan penyedia layanan IT anda.
Berikut beberapa tips yang bias saya berikan :
- Pilihlah vendor yang tepat ataupun karyawan baru melalui penelitian dan refrensi.
- Tentukan Visi, strategi, dan rencana untuk proyek IT anda.
- Tetap berkomunikasi dengan semua individu yang terlibat pada proyek IT anda.
Contoh penyimpangan outsourcing terjadi di pintu jalan tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road, JORR). Di sana, sebagian besar petugas tiket di pintu tol berstatus sebagai pegawai outsourcing. Padahal
masyarakat awam pasti bisa menilai bahwa pekerjaan menjaga pintu jalan
tol adalah bisnis inti dari perusahaan penyelenggara jalan tol. Artinya
tak layak kalau pekerjanya berstatus karyawan kontrak apalagi outsourcing. Kasus ini sendiri kabarnya siap berlanjut ke pengadilan.
By :Helmi Setiawan
(5210100159)
Group 4C - MPTI C
Smaller IS Project
Smaller IS Projects merupakan
salah satu contoh proyek IT/IS yang memiliki skala kecil. Namun, tidak jarang
proyek-proyek skala kecil tersebut mencakup salah satu bagian dari proyek inti
dari sebuah perusahaan, seperti perencanaan, monitoring dan
laporan.
Karakteristik dari Smaller IS
Project yaitu memiliki proyek dengan skala kecil dengan susunan tim yang kecil
pula dan bertujuan untuk meminimalisir biaya yang dikeluarkan untuk suatu
proyek.
Smaller IS Project memiliki
perencanaan dasar yang bertujuan untuk membuat customer dan supplier mengerti
tentang macam-macam tugas yang akan diambil alih dan mengemas informasi untuk
keluaran dari proyek tersebut dengan bar-chart yang sangat sederhana. Namun,
apabila proyek yang diambil alih memiliki skala yang sangat kecil sekali, maka
informasi keluaran yang dikemas hanya susunan tugas-tugas yang telah
diselesaikan.
Jika dipandang dari segi
laporan, pada Smaller IS Projects model pengiriman laporannya dilakukan secara
rutinitas sesuai kinerja yang telah dilakukan.
The Reason
Beberapa alas an mengapa
perusahaan juga menerapkan metode smaller IS, yaitu :
1.
Untuk menghemat waktu pengerjaan proyek
2.
Meminimalisir biaya yang dikeluarkan
3.
Mempermudah pengerjaan monitoring dan
laporan
4.
Mempermudah bentuk output informasi yang dihasilkan agar
lebih mudah dimengerti
The Challenge
Tantangan-tantangan yang ada
apabila menggunakan Smaller IS yaitu :
1.
Harus menentukan estimasi-estimasi dalam proyek karena
cenderung ingin diselesaikan dengan cepat
2.
Perencaan harus benar-benar matang
3.
Pembagian job desk pada tim sangat sulit untuk mendapatkan
pekerjaan pada orang yang tepat
The Risk
Resiko-resiko yang ada dalam
smaller IS yaitu :
1.
Adanya penggunaan faktor numeric untuk menentukan skala
sederhana yang dapat digunakan untuk memicu respon sesuai
kriteria
2.
Untuk mengukur perkembangan proyek dalam kurun waktu
kedepanya masih tergolong sulit
3.
Terkadang adanya perubahan maksud dan tujuan proyek secara
tiba-tiba
The Reward
Beberapa keuntungan yang didapat
saat menerapkan smaller IS yaitu :
1.
Durasi pengerjaan proyek bisa lebih cepat
2.
Jam kerja untuk para tim tergolong pendek
3.
Rangkaian tim yang terbagi menjadi tim-tim kecil
berdasarkan job desk
4.
Anggaran yang diperlukan dalam sebuah proyek dapat
diminimalisir
5.
Waktu dan komitmen untuk menyelesaikan proyek lebih
seimbang
Study Case
Ada sebuah Sekolah Menengah Atas
(SMA) X sedang menghadapi kendala dalam system pembelajarannya. Kendala tersebut
ialah para pengajar mengalami kesulitan jika harus membagikan materi
pembelajaran kepada para siswanya selain menggunakan jam
sekolah.
Seorang guru IT di SMA tersebut
memiliki gagasan untuk membuat system pembelajaran elektronik yaitu e-learning.
Dibutuhkan penerapan system informasi dalam solusi tersebut.
Guru IT tersebut pun mulai
merancang pembuatan e-learning dengan mengimplementasikan seluruh data mulai
dari siswa, guru, karyawan, kepala sekolah hingga jadwal-jadwal yang ada dalam
sekolah tersebut, terutama jadwal kegiatan siswa dan memanage system tersebut
dengan mengedepankan user-friendly.
Sistem tersebut berbasiskan web
dan memiliki database. Siswa pun menyambut system baru tersebut dengan antusias
karena dinilai lebih efektif untuk mendapatkan materi pembelajaran yang telah
diajarkan. Kemudian Guru IT tersebut diangkat menjadi admin yang bertugas
megelola e-learning dari SMA X.
Manajemen Study
Kasus
Ada beberapa hal yang perlu
diperjelas berdasarkan proses E-Learning
SMA X. Hal-hal tersebut adalah :
1.
Pembuatan user siswa dan pengaturan segala sesuatu yang
perlu diintegrasikan oleh Admin
2.
Pembuatan database tentang nama-nama siswa, guru, karyawan
dan kepala sekolah
3.
Pembuatan pengaturan jadwal siswa sehari-sehari sesuai
kelas dan guru yang mengajar agar dapat memposting materi pembelajaran pada hari
itu.
Untuk mendapatkan hasil yang
terbaik pada implementasi e-learing di SMA X, diperlukan adanya sistem manajemen
yang baik. Manajemen tersebut harus melalui beberapa langkah seperti
perencanaan, pengelompokan, penyusunan jadwal dan guru serta laporan dari hasil
pembelajaran yang akan diposting.
Source :
By : Rendy Krisna R.
(5210100156)
Group 4C - MPTI C